Customer League: Keadilan untuk Masyarakat Perkopian

Min.co.id-Indramayu- Untuk memperkenalkan sekaligus memperluas pasar kopi, berbagai kompetisi perkopian sering dilakukan untuk mengenalkan kopi kepada pelanggan. Namun, selama ini berbagai kompetisi seringnya diperuntukkan bagi barista. Oleh karenanya, Titik Kumpul Warung Ki Gendeng mengadakan Customer League untuk memberikan hak istimewa kepada customer.

“Saat kita menciptakan pasar kopi, biasanya yang kita serang baristanya. Dari situ muncul pemikiran, kalau kita ingin menciptakan pasar kopi di Indramayu kita serang customer-nya dengan memberikan hak istimewa untuk mereka,” ungkap Ade Rifai, pendiri Titik Kumpul Warung Ki Gendeng, Kamis (31/12/2020).

Ade juga mengatakan bahwa semua customer bisa menyeduh kopi. Mereka bisa merasakan dan mencoba bagaimana sensasi menyeduh kopi layaknya barista. Untuk itu, Customer League ini menjadi kompetisi perdana untuk para penikmat kopi.

Selain bisa merasakan sensasi membuat kopi, para peserta Customer League juga diberikan pengenalan seputar biji kopi dan seperti apa aromanya. Khususnya mengenai biji kopi Gayo yang digunakan dalam kompetisi ini.

“Acara ini bisa juga disebut sebagai metode baru untuk mengedukasi customer. Biasanya edukasi tentang perkopian dilakukan dalam acara seminar atau lewat ajang kopi gratis. Kali ini, justru kita libatkan langsung mereka bermain di dunia perkopian,” ujar Roh, selaku ketua pelaksana Customer League, Kamis (32/12/2020).

Metode yang digunakan selama kompetisi, yaitu manual brew. Saat penyisihan, peserta membuat kopi dengan teknik v60. Di babak 16 besar digunakan teknik flat bottom. Masuk babak 4 besar teknik yang digunakan aeropress. Sementara memasuki babak final, mereka yang lolos diberi waktu 10 menit untuk membuat kopi dengan tiga teknik, yaitu syphon, flat bottom, dan menyeduh menggunakan drip bag.

“Ini kompetisi gila sih. Belum pernah coba menyeduh kopi sama sekali tapi ikut kompetisi,” ungkap Riko Ardianto, salah satu finalis Costumer League dari Karangampel.

Selain Riko, Wirananta yang juga masuk final mengatakan bahwa, dengan mengikuti kompetisi ini dirinya bisa tahu beberapa rasa kopi dan bisa menambah skill menyeduhnya. Ia sendiri sebelum mengikuti kompetisi ini, pernah sekali mencoba menyeduh kopi sendiri. Sementara bagi Riko kompetisi ini menjadi pengalaman perdananya menyeduh kopi.

Baik Wiranata maupun Riko, keduanya menyebutkan dengan mengikuti kompetisi ini mereka bisa mengetahui lebih banyak seputar perkopian. Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan banyak teman baru yang memiliki keterkaitan sama di dunia perkopian.

Syarat mengikuti kompetisi ini, yaitu tidak memiliki kedai kopi. Sisanya bebas dari segala penjuru dan tanpa batasan umur maupun gender. Peserta yang mengikuti Customer League adalah para penikmat kopi yang masih awam seputar kopi maupun yang sudah tahu sedikit tentang perkopian.

Customer League berlangsung dari Tanggal 5-31 Desember 2020. Diikuti sebanyak 28 peserta dari Indramayu dan Cirebon. Selain itu, pada acara final diadakan pula kegiatan lain seperti tadarus puisi, akustik, dan bakti sosial (baksos) dari warga untuk warga. Baksos yang dilakukan dalam bentuk pembagian sembako dan kopi untuk 24 warga sekitar Titik Kumpul Warung Ki Gendeng.

Selama kompetisi berlangsung biji kopi yang digunakan peserta di-support dari Umah Kopi Gayo, Jogjakarta. Selain itu, kegiatan ini juga bersinergi dengan beberapa kedai seperti Woaini Coffe, Kopi Rute 66, Moro Kangen 29, Sekutwo Coffe, Kopi Palasara, dan Arah Kopi 8, serta didukung oleh tim kreatif dari Bakti Pemuda. (iim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *