Cinta Nabi SAW: Tegakkan Syariah, Wujudkan Keadilan, Lenyapkan Kezaliman

Min.co.id-Gelaran Akbar Maulid Nabi Muhammad Saw secara daring pada 12 Rabiulawal bertepatan Kamis, (29/10/2020) melalui http://maxbuzz.co/maulidnabi telah selesai digelar. “Tegakkan Syariah, Wujudkan Keadilan, Lenyapkan Kezaliman” menjadi tema yang diangkat dan telah menarik 70 ribu peserta yang telah mendaftar. Acara ini juga diikuti oleh 1000 peserta via zoom meeting.

Mencintai Nabi Muhammad Saw. tak sekadar mencintai sosoknya. Mencintai Nabi haruslah merangkul pula apa-apa yang menyertainya, yaitu Sahabatnya, perjuangannya, dan tentu aturannya yaitu Islam. Beliau telah mewariskan dua hal penting bagi umat manusia, Alquran dan Sunah Rasulullah Saw. Dengan berpegang kepada warisan tersebut niscaya selamat urusan di dunia dan akhirat.

Ketaatan pada syariah erat kaitannya dengan keimanan. Mengaku cinta Allah dan Rasulullah tapi tidak mengikuti syariat, berarti dia telah berdusta dalam pengakuannya. Pemimpin Muslim saat ini tidak mau mengacu pada Rasulullah, padahal Nabi Muhammad Saw telah terbukti menjadi pemimpin yang besar dan paling berpengaruh di dunia. Setidaknya ada tiga hal yang menjawabnya, yaitu:

1. Muhammad adalah seorang pemimpin yang awalnya hanya diikuti oleh 4 orang, sekarang pengikutnya berjumlah milyaran. Dan betapa hebatnya, diikuti oleh milyaran orang yang tak pernah berjumpa sebelumnya. Taurat dan injil pun mengakui hal ini.

2. Muhammad melindungi para pengikutnya dan kaumnya. Contoh dalam peperangan baik perang Badar maupun lainnya. Fakta menunjukkan bahwa sikap pemaaf dan kemanusiaan yang begitu besar bahkan terhadap musuh yang hendak membunuhnya.

3. Keputusan yang diambil Rasul, tegas dan jelas, menunjukkan bahwa Nabi memiliki satu karakter khas. Pemikiran diwujudkan dalam tindakan. Bukan omong kosong atau hoax. Ini adalah hal penting bagi seorang pemimpin.

Bukan seperti pemimpin saat ini yang penuh kebohongan. Dan menjadikan sulit menilai akan kebenaran sesuatu. Muhammad mampu membuktikan bahwa yang dia bawa adalah benar. Sampai hari ini tak terbukti atau tidak ada yang mampu menggagalkan ucapan atau kebenaran yang disampaikan Rasul.

Sebagaimana kita ketahui dari sisi historis, Muhammad hadir di tengah sejarah manusia dalam rangka menghadirkan peradaban baru. Dan peradaban baru tersebut didukung oleh 3 hal : Persoalan penegakan syariat (termasuk tauhid), persoalan ukhuwah dan persoalan dakwah.

Seharusnya umat mampu mewarnai peradaban Islam di negeri ini, tapi kenyataannya sekarang mayoritas umat bagai buih di lautan, terpojokan. Hal Ini adalah indikasi kurang baik. Ada keredupan. Kita lihat kondisi Kaum Muslim sering terpojokan dalam pelaksanaan hukum di Indonesia. Hukum tajam ke bawah namun tumpul ke atas. Terutama kepada masyarakat yang berjuang menegakkan syariat. Ada kezaliman di negeri ini, maka menjadi tugas kita untuk menolak kezaliman itu untuk melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Rintangan dalam dakwah itu wajar, jalan terjal pasti dilalui.

Mata kita dibukakan dengan kejadian yang membuat marah Kaum Muslimin di seluruh dunia. Marah yang dipicu oleh para penghina Nabi yang justru terjadi di bulan kelahiran beliau Saw. Ghirah Islam harus kita tunjukkan agar para penghina itu tahu bahwa umat Islam tidak hanya diam ketika agamanya dihina. Kita harus tunjukkan bahwa Islam adalah ideologi, jalan hidup agar menjadi hamba Allah seutuhnya. Sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah Saw.

Seandainya Khilafah tegak di bumi maka penghinaan ini tak mungkin terjadi lagi. Kerinduan terhadap Khilafah semakin menggebu. Oleh karena itu, mari cintai Nabi, dan berjuang menegakkan syariat agar cahaya peradaban Islam terus bersinar. Dan Islam tetap jaya baik di Indonesia dan dunia. Semoga Allah segera mengembalikan Khilafah ala minhaji nubuwwah di tengah-tengah kita. Aamiin.

Penulis : Tawati

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *