Min.co.id-Pekalongan-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengecek tiga rumah pompa di Kota Pekalongan, Jumat (3/1/2020). Meskipun tiga pompa itu mampu menjangkau di empat kecamatan, Ganjar mengatakan penanganan banjir dan rob di Kota Pekalongan belum tuntas.
Kota Pekalongan menjadi salah satu daerah langganan banjir di Jawa Tengah, terutama di Kecamatan Pekalongan Utara, Barat dan sebagian di wilayah timur. Karena luasnya wilayah terdampak, upaya penanggulangan dikerjakan secara gotong royong oleh pemerintah pusat, Pemprov Jateng dan Pemkot Pekalongan.
“Penanggulangan banjir mulai berjalan. Ada tanggul yang disiapkan pemerintah pusat, ada bantuan dari pemprov dan ada peran dari pemkot. Ini cara kita bersinergi mengurangi risiko bencana banjir,” kata Ganjar.
Pada 2019 Pemprov Jateng mengalokasikan anggaran Rp 5,4 miliar untuk membangun tiga rumah pompa yakni Kraton Kramat, Sutan Syahrir dan Tirto. Dengan kapasitas 800 liter per detik per pompa, Ganjar yakin rumah pompa tersebut akan efektif mengurangi banjir maupun rob.
“Kemarin sudah ngecek di Semarang kali ini di Pekalongan untuk melihat progresnya seperti apa karena areanya sangat luas. Pelan-pelan kami mulai perbaiki tapi belum tuntas. Maka hari ini saya memastikan pompa ini berjalan dengan baik. Alhamdulillah juga baik. Yang bantuan 2016 juga masih sangat baik. Jadi harapannya ketika curah hujan tinggi semua siap,” kata Ganjar.
Selain menyiapkan rumah pompa, penanggulangan banjir dan rob di Kota Pekalongan juga meliputi pembangunan tanggul laut yang terdiri dari sheet pile atau dinding vertikal. Sheet pile ini berfungsi menahan tanah dan menahan masuknya air tanah. Sebanyak 260 tiang berjarak 260 meter dipasang di sepanjang pantai yang membentang di Desa Panjang Baru dan Panjang Wetan.
“Total pembiayaan dari Pemprov Jateng sebanyak Rp 3,5 miliar. Setiap tiang pancang memiliki ketinggian mencapai 10 meter,” imbuh Ganjar.
Adapun infrastruktur penanggulangan banjir yamg telah dibangun pemerintah pusat di antaranya adalah Rumah Pompa Pabean. Rumah pompa itu mampu menjangkau empat kecamatan di Kota Pekalongan.
“Terimakasih untuk Pak Basuki (Menteri PUPR). Ini bisa menyelamatkan 22.900 jiwa di Kota Pekalongan. Tapi usaha ini belum selesai. Semua siaga, jangan buang sampah di sungai. Tolong dikelola dengan baik. Selokan di depan rumah dibersihkan,” kata Ganjar.
Ganjar juga mengatakan ketika kemarin mengecek di Semarang, dua pompa rusak karena sampah. Untuk itu Ganjar meminta agar penjaga rumah pompa responsif jika ada kotoran di saluran pompa terlebih di bangunannya.
“Saya mau pompanya kinclong, bukan tempat sampah atau gudang. Pengalaman saya di Belanda rumah pompanya dijadikan cafe. Kalau bangunannya ini tidak terlalu bagus. Tapi jadikan ini seperti tempat tinggal, bersih, rapi dan kalau ada kotoran jangan dibiarkan,” imbaunya. (Red/Humasjateng)