Mabes Polri : Aliran Dana Kelompok Teroris JI Diselidiki Polri

Min.co.id-Jakarta-Polri sedang mengaudit aliran dana kelompok terduga teroris Jamaah Islamiyyah (JI) pimpinan Para Wijayanto. Selain perkebunan, polisi juga menelusuri sumber dana lainnya termasuk peruntukannya.

“Nantinya kalau beberapa tersangka ini mulai dari yang disebutkan beberapa struktur organisasi di bawahnya, deputi-deputinya berhasil ditangkap semuanya, polanya akan terlihat, tergambar. Gerakannya ke mana-ke mana, dana yang sudah dihimpun berapa kemudian disalurkan ke mana-mana saja,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (12/7/2019).

Sejauh ini polisi baru mengungkap kelompok ini memiliki kebun sawit yang bisa menggaji petingginya Rp 10 juta hingga Rp 15 juta. Belum dipastikan berapa lua kebun itu.

“Masih dikembangkan terus ini. Makanya saya belum boleh menyampaikan. Secara umum aja saya menyampaikan ini,” ujarnya.

Berdasarkan pemeriksaan Para Wijayanto selaku pimpinan, kelompok ini memiliki pengembangan organisasi yang bagus. Kelompok ini punya bendahara yang sudah ditangkap di Magetan, Jawa Timur, awal bulan ini. Mereka juga ada struktur deputi-deputi umum.

Dedi menjelaskan kelompok itu juga sudah menyiapkan strategi penguasaan wilayah atau tamkin. Ada beberapa wilayah yang dicoba diperkuat.

“Sentralnya tetap Jawa. Pendukung-pendukungnya sisi ekonominya ada di Sumatera, ada di Kalimantan, juga ada di Sulawesi dan NTB,” tutur Dedi.

Kelompok ini melakukan pola-pola rekrutmen lebih tertutup. Hasil rekrutmen tersebut dilatih dan dikirim ke Syria maupun Irak untuk langsung praktik perang. Sudah ada 6 gelombang pemberangkatan ke luar negeri.

“Yang sudah diberangkatkan 6 gelombang itu kurang lebih ada sekitar, ada yang bolak-balik, ada yang lebih dari dua kali, kemudian ada yang baru sekali, kemarin saya sampaikan antara 12 orang yang sudah jelas, dan sebagian juga yang sudah dua kali itu deportan juga, ada yang tidak sampai ke Suriah nya, sampai Turki dibalikkan lagi, tapi ada yang sampai nembus ke Suriah,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Dedi, kelompok JI sudah mempersiapkan propaganda-propaganda dengan menggunakan media sosial maupun media yang dibuat sendiri. Hal itu untuk membentuk opini tentang kelompok tersebut.

Kelompok itu juga mempersiapkan penggunaan kekuatan secara rahasia atau silent teror. Selain itu, mereka mempersiapkan management chaos.

“Management chaos ini dia melihat perkembangan dinamika yang ada di masyarakat. Ketika terjadi demo dia bisa melakukan upaya-upaya serangan secara silent dan membuat chaos. Kemudian strategi yang berikutnya melakukan polarisasi umat serta pembentukan daulah-daulah,” ujarnya.(ntmc/bis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *