RS Unair Surabaya Pertama di Indonesia Miliki Poli Tradisional

Min.co.id-Surabaya-Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya merupakan rumah sakit pendidikan pertama di Indonesia yang memiliki poliklinik pelayanan pengobatan tradisional dan komplementer.

Hal ini disampaikan oleh Dirjen. Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Bambang Wibowo dr. Sp.OG., (K). MARS. yang mewakili Menteri Kesehatan R.I dalam peresmian Poliklinik Layanan Tradisional dan Komplementer, Poliklinik Airlangga Aesthetic Center dan Integrated Digital Design Center for Medical ITS-Unair Hospital yang dipusatkan di Hall Dharmawangsa Lt.8 RSUA. Surabaya, Senin (08/07).

“Sebagai Rumah Sakit Pendidikan, rumah sakit ini merupakan yang pertama di Indonesia memiliki poliklinik yang mengintegrasikan pengobatan konvensional dan tradisional dan ini bisa jadi contoh atau project,” terang Bambang Wibowo.

Harapannya, dengan model pelayanan kesehatan antara konvensional dan tradisional bisa terintegrasi sehingga bisa memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat. Regulasi pelayanan terintegrasi ini sudah ada yaitu Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan, namun dilapangan tidak bisa berjalan.

“Dengan peresmian Poliklinik Layanan Tradisional di Rumah Sakit Unair. ini, bisa bersinergi antara keduanya sebagai moda baru jenis pengobatan. Sumber dayanya juga memadai bagi rumah sakit terutama rumah sakit pendidikan untuk mengembangkan pengobatan tradisional ini bisa bekerjasama dengan fakultas kedokteran untuk melakukan penelitian, termasuk yang sudah dilakukan oleh RSUA. bekerjasama sama dengan Universitas Negeri Surabaya untuk penyediaan bahan obat herbal. “Dengan bekerjasama untuk penelitian ini sehingga bisa cepat membantu memberikan bukti-bukti ilmiah sehingga bisa semakin bersinergi dengan pengobatan konvensional,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur RSUA. Prof. DR. Nasronudin, dr., Sp.PD., K- PTI.,Finasim, menjelaskan rumah sakit yang dikelolanya diberikan keleluasaan untuk tumbuh dan berkembang oleh Rektor Unair., dengan melakukan inovasi dan kreasi serta melakukan pengembangan. Di rumah sakit itu ada laboratorium untuk melakukan penelitian, di Universitas Airlangga sendiri ada fakultas vokasi dan fakultas lain yang berhubungan dengan kesehatan, sehingga rumah sakit ini bisa melakukan penelitian, pendidikan dan layanan. Menurutnya perbaikan layanan itu berdasarkan riset dan dari hasil ini dijadikan dasar mengambil kebijakan. “Sinergi pengembangan itu oleh Akademik, Pebisnis, Government dan Community” kata Prof. Nasronudin. (pno/humas Jatim).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *