Min.co.id, Purwakarta – Ketua Tim Kampanye Daerah Jokowi-Ma’ruf Amin Jawa Barat Dedi Mulyadi mengimbau para pihak agar tidak memanfaatkan gugurnya petugas penyelenggara pemilu sebagai ajang politisasi baru demi memenuhi hasrat politk pasca Pemilu.
Menurut Dedi, banyak orang tampil memberikan rasa empati, tetapi dengan tujuan-tujuan politik tertentu, yaitu sebagai pelampiasan atas kekecewaan politik yang terjadi saat ini.
“Jangan manfaatkan gugurnya petugas pemilu sebagai upaya untuk melampiaskan seluruh kekecewaan politik yang terjadi saat ini pasca Pilpres 2019. Tetapi sebaiknya rasa empati itu ditumbuhkan dengan langkah nyata,” kata Dedi, di Purwakarta pada Rabu (8/5/2019).
Langkah nyata dimaksud Ketua DPD Partai Golkar tersebut adalah mendorong Pemerintah meningkatkan jumlah santunan dan memberikan jaminan terhadap keluarga, baik istri maupun anak agar mereka mendapat kehidupan dan pendidikan yang layak ke depan.
“Itu lebih clear, daripada terus muter-muter menjadi wacana politik yang tidak berkesudahan tetapi tidak memberikan implikasi apa pun bagi keluarga yang ditinggalkan,” katanya.
“Jadi, keluarga korban yang gugur jangan hanya dikasih suguhan perdebatan yang tidak berakhir, yang hanya memuaskan para pihak yang berkepentingan terhadap politisasi masalah gugurnya para petugas KPPS,” lanjut mantan bupati Purwakarta dua periode ini.
Menurut Dedi, gugurnya petugas Pemilu sebaiknya melahirkan rasa empati yang bertanggung jawab. Rasa empati itu adalah dalam bentuk pertanggungjawaban terhadap kehidupan keluarganya, baik untuk sekarang maupun ke depan.
Langkah nyatanya adalah memberikan jumlah santunan yang cukup memadai untuk modal hidup keluarga dan menjamin anak-anak almarhum tetap bersekolah sebagaimana biasanya.
“Tetapi ada juga yang langsung memberikan empati, tampil di publik memberikan pembelaan tapi minim langkah nyata yang diberikan kepada keluarga korban,” tutur Dedi.
Jadi bapak angkat
Sebelumnya, Dedi Mulyadi mengatakan akan mengangkat anak-anak petugas penyelenggara Pemilu yang meninggal saat bertugas sebagai anak asuh.
Dedi mengaku sudah melayat ke rumah sejumlah petugas penyelenggara pemilu yang meninggal. Salah satunya ke rumah keluarga Deden Damanhuri, ketua KPPS di Kampung Sukalaksana, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, Rabu.
Deden meninggal seusai menjalankan tugasnya menyelenggarakan Pemilu pada Rabu 17 April 2019 lalu.
Dalam kunjungannya, Dedi diterima Popon Komariah (40), istri almarhum Deden Damanhuri. Popon menyambut Dedi bersama tiga orang putrinya.
Dedi juga mengunjungi keluarga Carman, anggota KPPS di salah satu TPS di Desa Gardu, Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta. Dedi mengatakan siap menanggung semua biaya hidup dan pendidikan anak-anak Deden dan Carman.
“Mulai sekarang mereka bertiga menjadi anak asuh saya karena saya tidak tega mereka menjadi janda dan yatim. Untuk biaya hidup dan biaya pendidikan sampai dengan lulus saya yang tanggung, bila perlu sampai dengan Perguruan Tinggi,” ujar Dedi, beberapa waktu lalu.
Selain itu, Dedi juga berjanji akan memperhatikan keluarga petugas Pemilu yang meninggal di sejumlah daerah di Jawa Barat. (Agus/Red*)