Min.co.id, Majalengka – Berawal dari kegelisahan melihat anak yang tidak sekolah (pengangguran), putus sekolah dan anak jalanan. Agar mereka tidak melakukan hal-hal yang negatif misalnya mabuk-mabukan, mencuri dll.
Hal tersebut mendorong Taopik Hidayat untuk memberdayakan mereka supaya melakukan hal yang positif serta hidup mandiri. Walaupun tidak memiliki modal materi akhirnya dirinya berusaha membina mereka dengan hanya bermodalkan niat baik dan kemauan. Dengan modal tersebut dirinya memulai dengan memanfaatkan apa yang disediakan oleh alam sekitar misalnya ranting pohon, bambu, biji-bijian, dan berenuk lalu dari sana dibikin tas, gelang dan kalung.
“Akhirnya anak-anak pengangguran tersebut bisa membuatnya serta mempunyai keahlian. Selain itu juga dengan cara tersebut bisa menyampaikan nasehat sosial kepada anak muda untuk menjaga etika, sikap serta jangan terjerumus ke hal-hal yang negatif,” terang dirinya kepada Jurnalis Min.co.id saat ditemui di acara Tax Expo pada Sabtu (6/4/2019).
Lanjut pria kelahiran 14 April 1984 tersebut, dari sana anak muda mulai giat usaha, yang tekun membuat kerajinan atau karya yang lainnya. Dirinya mulai merintis memberdayakan anak muda untuk berusaha tersebut dari tahun 2008.
“Awalnya melakukan promosi dan penjualan barang hasil kerajinan tersebut di Majalengka. Karena tidak berkembang akhirnya menjualnya ke daerah Sumedang. Rasanya pada waktu itu di Majalengka belum tertarik dengan karya seni, dilirik saja belum apalagi dilihat-lihat. Sekitar tahun 2012/2013 baru mempromosikan dan menjualnya di Majalengka lagi. Promosi tersebut dilakukan di alun-alun Majalengka dan beberapa tempat lainnya. Saat ini Saung Karya Sadulur sudah ada di lokasi Cideres Dawuan, Maja, Leuwikidang, dan Talaga,” papar pria yang akrab dipanggil Opik Sadulur.
Kemudian lanjut dirinya, barang yang di produksi dan dijual merupakan karya dirinya bersama karya dari anak muda dan pengrajin lainnya misalnya Bah Ogi, Eman Bambu dan Peka. Kerajinan tersebut misalnya gelang, kalung, iket, teko, aneka gantungan, baju pangsi, miniatur pesawat serta handy craft lainnya yang natural dan etnik. Yang berkaitan dengan seni/buhun disini semuanya.
“Saat ini Saung Karya Sadulur memberdayakan 8 orang pemuda di Majalengka dan 9 orang pemuda di Sumedang. Mudah-mudahan kedepannya kita bisa lebih maju lagi,” harap dirinya. (Ndra)