Surabaya-Persatuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan Indonesia (Persemki) menyatakan lulusan SMK Kesehatan memiliki peluang tinggi di terima dunia kerja baik di dalam maupun luar negeri. Hal tersebut dibuktikan dengan 90 persen lulusan SMK telah terserap dunia kerja.
“Sebanyak 90 persen alumni sudah banyak terserap di dunia kerja, 10 persen sisanya berwirausaha dan melanjutkan pendidikan,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persemki, Nano Priyanto pada pembukaan HUT Persemki ke-3 di Atrium Maspion Square Surabaya, Selasa (13/11). Ia menjelaskan sejak hadirnya Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Pendidikan Kesehatan SMK Keperawatan dapat dilakukan di pelayanan kesehatan dengan sebutan Asisten tenaga kesehatan, animo pelajar untuk mendaftar SMK tinggi.
Setiap tahun lulusan SMK Kesehatan mencapai 70.000 lulusan. Menurutnya, tenaga lulusan SMK Kesehatan masih dibutuhkan karena tekun dan lebih terjangkau upahnya dibandingkan lulusan pendidikan tinggi. Mereka banyak terserap di rumah sakit, klinik, industri farmasi dan berbagai industri bidang kesehatan.
“Mulai dari lulusan jurusan farmasi, asisten keperawatan, teknologi laboratorium medis, farmasi industri, asisten dental dan care giver. Kalau di luar negeri sudah banyak sekali lulusan SMK Kesehatan dikirim ke Jepang, Malaysia, Singapura bahkan Jerman,” terangnya.
Selain bekal 70 persen praktek selama sekolah, sambungnya, para lulusan yang akan bekerja di luar negeri juga mendapat pelatihan bahasa dan pemenuhan standar yang diakui negara tujuan. “Makanya kami juga sedang menggiatkan untuk teaching factory agar bisa meningkatkan kualitas lulusan, apalagi tiga tahun terakhir beberapa SMK mulai menerapkan sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Profesi sebagai pendukung ijazah lulusan,” terangnya.
Selain itu, Nano menambahkan lulusan SMK juga dibekali dengan kewirausahaan agar bisa menciptakan produk hingga mengatur manajemen usaha. Sekolah dan Persemki juga menambah jaringan kerjasama dengan dinas kesehatan hingga industri untuk penyaluran lulusan. (Luk/s)