Min.co.id-Jakarta, Sampai hari ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban sudah diketemukan sebanyak 2010 jiwa yang meninggal akibat gempa dan tsunami, sementara korban luka-luka terdapat 10679 orang, diantaranya 2549 orang luka berat dan 8130 orang luka ringan. Sementara korban yang belum diketemukan masih sekitar 700 orang.
Untuk memenuhi kebutuhan darurat korban, pemerintah menyiapkan beberapa titik dapur umum.
“Sampai saat ini sudah dibangun juga dapur umum berjumlah 16 dapur umum yang tersebar di beberapa titik, dimana 1 dapur umum kurang lebih dapat membuat sekitar 400 nasi bungkus perharinya”, ujar Sutopo dalam konferensi pers, Selasa (9/10/2018).
Proses evakuasi khususnya di balaroa, petobo menggunakan 5 unit alat berat dan masih dibutuhkan alat berat amfibi yang mampu masuk ke lumpur dan genangan.
Beberapa rumah sulit untuk di evakuasi. Karna sudah tertutup oleh lumpur dengan kondisi tanah sudah rata, sementara banyak rumah dibawahnya yang tenggelam karena proses likuifaksi tanah (pencairan tanah).
kurang lebih 202 hektar daerah yang terdampak menjadi korban gempa-tsunami di Sulawesi Tengah.
Sementara, dari pihak pemerintah kecamatan serta pemerintah terkait, lokasi terdampak di usulkan dijadikan tempat penguburan massal.
Lokasi Balaroa, Petobo nantinya akan ditutup dan dijadikan ruang terbuka hijau yang nantinya akan dijadikan tempat bersejarah dan dibangun tugu/monumen bahwa pernah terjadi sesuatu yang berbahaya di daerah tersebut.
“Evakuasi korban tertimbun dihentikan setelah tanggap darurat 11 Oktober nanti, dan massa tanggap darurat penanganan bencana diperpanjang 14 hari dan masih ditentukan pada rapat terbatas BNPB nanti tanggal 10 Oktober”, ujarnya.
Distribusi logistik akan ditingkatkan dengan disertai koordinasi dari petugas kepemerintahan setempat supaya tidak ada daerah yang tertinggal dalam pemberian distribusi logistik dan lain-lain. (Ian)