Sanggar Aksara Jawa Kidang Pananjung: Naskah Kuna Peradaban Sejarah Dan Spiritual Dunia

Min.co.id-Indramayu-Sanggar Aksara Jawa Kidang Pananjung (SAJAKP) terletak di desa Cikedung, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. SAJAKP awalnya dirintis oleh Ki Tarka Sutarahardja seorang penggiat budaya yang memiliki kesukaan dan perhatian khusus terhadap manuscripts/naskah-naskah kuna. Baru di tahun 2010 bersama para penggiat seni dan kebudayaan lainnya yang tergabung maka dibentuklah komunitas Sanggar Aksara Jawa Kidang pananjung.

Kegiatan SAJAKP selain utamanya melestarikan manuscripts/naskah-naskah kuna yang tersebar di masyarakat Indramayu dan sekitarnya juga melestarikan seni tradisi seperti kidungan / pujanggaan, wayang kulit.

Usai pementasan kidungan/pujanggaan di Museum Sribaduga Bandung

(Para Pujangga SAJAKP, dari kiri: Rawin Rahardjo, Ki Gawer, Ki Lebe Warki, Ki Tarka Sutarahardja, Ray Mengku Sutentra, Ki Dalang Karno)

Disampaikan Ray Mengku Sutentra Ketua SAJAKP (07/08/2018) “Metode pelestarian manuscripts kuna yang kami lakukan diantaranya adalah dengan merawat secara fisik dan mesalin ulang isi manuscripts dari naskah lama ke media yang baru dan melakukan transliterasi Alih Aksara dan Alih Bahasa pada isi naskah kuna tersebut. Naskah kuna yang ditransliterasi Alih Aksara – Alih Bahasa oleh SAJAKP sudah mencapai sekitar 40-an naskah kuna, di antaranya Babad Bagelen 230 Halaman, Babad Dhermayu 235 Halaman, Babad Banyumas 268 Halaman, Babad Demak 814 Halaman. Naskah tersebut sudah siap dicetak menjadi buku. Sedangkan naskah yang sudah di deskripsikan sekitar 130-an naskah kuna, diantaranya naskah judul Candra Kirana aksara/bahasa carakan Cirebon-Dermayu, Babad Cirebon aksara carakan Cirebon-Indramayu, Naskah Yusuf aksara carakan Cirebon-Indramayu.”

Dikesempatan yang sama ditegaskan pula oleh pendiri SAJAKP yang memiliki keahlian dalam baca tulis aksara Jawa yaitu Ki Tarka Sutarahardja, bahwa “Naskah kuna yang sudah kami salin dari naskah lama berbahan kertas ke media baru daun di antaranya naskah Babad Dhermayu. Saat ini pula kami sedang mengerjakan penulisan 100 Mantra Jawokan Dhermayu/Indramayu yang kami tulis di daun lontar. Mantra Jawokan tersebut hasil penelusuran kami dari penemuan di naskah-naskah kuna yang pernah kami transliterasi dan juga hasil penelusuran dengan menemui tokoh-tokoh desa atau juga dukun/paranormal yang ada di sekitar wilayah Indramayu.”

 

Ki Tarka Sutarahardja

(Penyalinan/penulisan 100 Mantra Jawokan Indramayu di daun rontal/lontar)

Ruang lingkup andil kegiatan dalam pelestarian manuscripts/naskah kuna yang dilakukan SAJKP tidak hanya di lokasi kesekretariatan saja. SAJAKP juga berusaha memberikan  pemahaman kepada masyarakat yang memiliki naskah kuna bagaimana memperlakukan naskah kuna mereka.

“Pada kesempatan yang lalu, tepatnya pada tanggal 4-7 Juli 2018, SAJAKP mendapat kesempatan diundang untuk mengikuti Workshop on Preservation of Manuscripts in South Asia yang diselenggarakan oleh “Dreamsea” Centre For The Study Of Manuscript Cultures, PPIM UIN Jakarta. Dalam workshop tersebut selain kami bisa bertukar pengalaman dengan para penggiat manuscripts kuna se-Asia Tenggara, kami juga dibekali bagaimana cara merawat naskah kuna dan melestarikan dengan metode digitalisasi dari pemateri yaitu Walid Murad sebagai Director of Field Operation The Hill Museum and Manuscript Library, Collegeville Minnesota United States. Hal ini sangat penting dan bermanfaat bagi kami untuk kemudian  akan kami bagikan ilmu yang kami dapat tersebut kepada masyarakat pemilik naskah”, lanjut terang Abdullah Maulany, M.Hum ketua divisi Litbang SAJAKP yang kini tercatat sebagai mahasiswa S2 jurusan Filologi di Universitas Indonesia.

SAJAKP dalam Kegiatan Dreamsea, “Workshop on Preservation of Manuscripts in Southeast Asia” Tangerang Selatan, Banten – Indonesia.

“Dalam beberapa kasus yang kami temui di masyarakat pemilik naskah, karena didasari kurangnya pemahaman dalam melakukan perawatan naskah maka banyak naskah milik masyarakat yang rusak.  Hal ini sangat disayangkan padahal yang terpenting dari naskah kuna itu selain fisiknya tentu isi yang terkandung di dalamnya sebagai warisan budaya intelektual leluhur kita dulu.”, tegas Rawin Rahardjo selaku humas di SAJAKP.

(Gulungan Naskah bahan kertas daluang sepanjang 7 meter, aksara Arab pegon)

SAJAKP: Pendataan Manuscripts/Naskah kuna di Situs Geusan Ulun, Legok Lohbener Indramayu.

Dalam waktu ini, SAJAKP bekerjasama dengan Dreamsea sedang medata naskah-naskah kuna yang dimiliki oleh masyarakat Indramayu. Memberikan pemahaman pentingnya pelestarian naskah kuna salah satunya dengan cara digitalisasi. Memberikan kesadaran kepada pemilik naskah serta masyarakat akan pentingnya isi yang terkandung di dalam manuscripts atau naskah kuna sebagai bahan edukasi dari sebuah peradaban sejarah dan spiritual dunia. (Ray.M.S)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *