Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Muhammad Syaugi mengaku telah melakukan upaya maksimal dalam operasi pencarian korban kecelakaan KM Sinar Bangun di Danau Toba. Ia bersama sejumlah pemangku kepentingan telah berada di Pelabuhan Tigaras untuk mengawasi evakuasi.
“Pemerintah serius dan all out, itu kita buktikan dari kemarin sudah hadir di lokasi, ada Kemenhub, Basarnas, KNKT, dan Jasa Raharja,” kata Syaugi di Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu, 20 Juni 2018.
Basarnas menerjunkan 70 personel berkemampuan khusus seperti penyelaman. Aktivitas personel juga dibantu remote underwater vehicle (RUV) sebanyak dua unit. Alat ini memudahkan petugas melakukan pencarian di bawah air sebab kedalaman lokasi kecelakaan kapal mencapai 300 hingga 500 meter. Sehingga jarak pandang saat menyelam juga terbatas yaitu sekitar lima meter.
Selain itu penyelam Basarnas juga dilengkapi peralatan yang bisa mengangkut hingga enam korban dalam sekali angkut. Peralatan menyerupai skuter itu dinamakan ratinor.
“Ratinor ini juga punya kecepatan tertentu sehingga bisa membawa penyelam dengan mudah dalam air, termasuk jet boot yang ditempel di pinggang penyelam, sehingga penyelam bebas bergerak,” kata Syaugi.
Syaugi mengatakan posisi korban yang ditemukan sudah mulai bergeser dari titik lokasi kecelakaan kapal. Pergeseran titik itu mencapai tiga hingga lima kilometer.
“Kami sampaikan Basarnas all out, peran serta masyarakat juga diperlukan,” tutur dia.
Dia bilang Basarnas akan menambah waktu pencarian bila hingga batas tujuh hari kerja masih ada sisa korban yang belum ditemukan.
“Apabila dalam tujuh hari belum semua korban ditemukan, akan kita tambah tiga hari dan apabila sepuluh hari masih ada yang belum ditemukan dan ada kemungkinan bisa ditemukan akan kita tambah,” jelas Syaugi.
Hingga kini belum ada angka pasti terkait jumlah pasti penumpang KM Sinar Bangun sebab tak ada daftar manifes. Namun dari laporan masyarakat yang meras kehilangan sanak saudara terdapat 189 orang yang diperkirakan menjadi korban dan belum ditemukan.
Sementara 18 orang dilaporkan selamat dan telah dikembalikan ke rumah masing-masing serta empat orang dikabarkan meninggal dunia karena peristiwa ini.
KM Sinar Bangun mengalami kecelakaan sekitar 500 meter dari dermaga Tigaras pada Senin, 18 Juni 2018 sekitar pukul 17.15 WIB. Tenggelamnya kapal diduga karena kelebihan muatan. Saat kecelakaan terjadi cuaca di sekitar Danau Toba dilanda angin kencang, petir, dan gelombang tinggi mencapai dua meter.(mtvn)