Min.co.id-Majalengka-Anggota DPR RI Maruarar Sirait berharap seluruh kader PDIP tetap solid dan bekerja keras dalam memenangkan Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 mendatang.
Dengan bersatu maka kemenangan sudah di depan mata. “Di Pilgub Jabar kita harus berjuang memenangkan pasangan “Hasanah” dan di Pikada Majalengka harus memenangkan pasangan “Sukarno”.
Dan itu harga mati yang tidak bisa ditawar tawar lagi,” ungkapnya saat menggelar acara silaturrahmi dengan pengurus DPC, PAC, dan anak ranting se-Kabupaten Majalengka, di halaman kantor DPC PDIP setempat, Selasa (12/6/2018).
Pada kesempatan itu Maruarar sebagaimana biasanya rutin dilaksanakan jelang Idul Fitri memberikan perhatian berupa uang kadeudeuh kepada seluruh kader, sayap PDIP pengurus DPC, PAC dll.
Namun tahun ini ditambah dengan pemberian santunan terhadap 200 anak yatim dan warga tidak mampu di Majalengka.
Bukan hanya itu, politisi muda asal Dapil Majalengka-Sumedang-Subang, meminta masyarakat.
Majalengka agar jangan mudah diadu domba oleh pihak manapun, hingga persatuan dan kesatuan menjadi lemah dan mudah dipatahkan.
“Dulu bangsa kita di jajah Belanda, Jepang, Inggris karena kita tidak bersatu. Mereka membodohi kita dengan menggunakan politik pecah belah (devide et impera), sehingga negara kita susah merdeka. Untuk itu, jangan sampai saat ini kita mau dipecah belah lagi, dan kita harus bersatu melawan siapapun yang ingin memecah belah lagi,” tegas anggota Komisi XI DPR RI ini.
Masih dijelaskan Ketua Umum DPP Taruna Merah Putih (TMP) ini, PDIP dapat mencetak sejarah di tahun 2019 mendatang, jika kembali memenangkan Pemilu yang kedua kali pasca reformasi.
“Seperti yang kita ketahui, selama ini belum pernah ada partai yang dua kali memenangi Pemilu pasca reformasi.
Tahun 2004 Golkar menang, tahun 2009 Partai Demokrat, tahun 2014 PDI Perjuangan. Nah tahun 2019 semoga PDIP kembali menang,” ujar Maruarar.
Dijelaskan dia, hingga saat ini belum ada partai yang menang pemilu selama dua kali secara berturut-turut pasca reformasi menandakan bahwa mempertahankan kepercayaan rakyat jauh lebih sulit dibandingkan merebut kemenangan.
Bahkan jika tahun 2019 mendatang PDIP bisa kembali memenangkan Pemilu, lanjut Maruarar, maka partai berlambang banteng moncong putih itu akan menjadi satu-satunya yang mampu menang dua kali berturut-turut pasca reformasi.
“Kenapa bisa seperti itu. Karena pada saat menang, ada yang tidak konsisten, janji-janji politik tidak ditepati, dan sebagainya. Karena itu kita harus belajar dari situ, kita harus tepati apa yang disampaikan, santun, kerja yang bagus, karena rakyat adalah hakim yang adil,” ungkapnya.
Masih dikatakan Maruarar, kekuatan PDIP saat ini juga ada pada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Putri Presiden Soekarno sebagai pemersatu kader partai.
Sementara, Presiden Joko Widodo menjadi magnet elektoral yang memberikan pengaruh yang sangat luar biasa. “Ketua Umum Kita Bu Mega sebagai pemersatu di internal partai dan Mas Jokowi sebagai magnet elektoral partai,” katanya,
Dikatakan dia, Megawati memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga dan mempertahankan suara partai. Hal itu karena Megawati merupakan ideolog partai yang mampu membuat partai tetap solid dan terus-menerus memperjuangkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
“Kemampuan Ibu Megawati menyolidkan dan menjaga Pancasila inilah yang menjadikan PDI Perjuangan masih dicintai dan dipercaya rakyat,” ujarnya.Selain itu, figur Presiden Joko Widodo juga memiliki peran yang penting untuk mendongkrak elektabilitas PDI Perjuangan.
Dia menilai, rakyat masih menaruh harapan dan kepercayaannya kepada mantan Wali Kota Surakarta itu. “Dari lembaga survei membuktikan masyarakat mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi.
Rakyat juga percaya bahwa Presiden masih berada pada arah yang benar untuk mengubah bangsa ini lebih baik. Jadi bila Bu Mega menyolidkan suara internal, Jokowi menjadi magnet elektoral bagi pemilih di luar PDI Perjuangan,” jabarnya. (topik)