Min.co.id- Jakarta: Mantan Wakil Presiden ke-enam RI, Try Soetrisno menyebut sesepuh PAN Amien Rais sebagai pengkhianat dalam mengamandemen UUD 1945. Pernyataan tersebut mengundang reaksi Fraksi PAN di MPR dan menyesalkan pernyataan itu.
“Jangan dengan mudah menyebut pengkhianat bangsa. Sebab, orang lain juga tahu sejarah. Orang lain juga punya penilaian sendiri siapa yang berjasa dan siapa yang berkhianat,” kata Sekretaris Fraksi PAN MPR Saleh Partaonan Daulay dalam keterangan tertulis, Minggu 24 September 2017.
Saleh menjelaskan semestinya Try tahu persis apa yang terjadi pada rentang waktu 1998-1999. Reformasi itu adalah keharusan dan tuntutan semua orang, termasuk melakukan amandemen terhadap UUD 1945.
Dia bilang, banyak masyarakat yang menyambut gembira amandemen UUD 1945. Dengan amandemen itu, ada banyak perubahan dalam sistem politik dan ketatanegaraan Indonesia. Termasuk menganulir kepemimpinan seorang presiden lebih dari dua periode.
“Dengan amandemen, sistem demokrasi Indonesia menjadi lebih terbuka. Kesempatan untuk mengisi jabatan-jabatan politik terbuka lebar bagi semua pihak,” tutur dia.
Namun, tentu haruis dipertegas dan diperjelas bahwa seluruh rumusan amandemen merupakan kesepakatan seluruh fraksi. Menurut dia, tentu saja Amien Rais yang waktu itu memiliki posisi sebagai ketua MPR juga tidak bisa mendikte semua anggota MPR RI. Karena itu, pernyataan Try tidak jelas arah dan esensinya.
“Jadi kalau ada yang menyalah-nyalahkan Amien Rais, berarti ada yang melupakan sejarah. Itu juga sama dengan menyalahkan rakyat yang memang menginginkan amandemen,” ucap dia.
Dirinya menuturkan amandemen yang telah dilakukan terdapat beberapa aspek dalam reformasi yang dirasa tidak pas saat ini. Jika itu yang disebut, semestinya yang disuarakan adalah adanya amandemen lanjutan untuk menyempurnakan dan menambal yang dianggap tidak pas itu.
“Bukan malah menyalah-nyalahkan dan seolah semua yang dilakukan membawa kemunduran besar bagi Indonesia,” ujar dia.
Lebih jauh, Saleh yaki Amien Rais sangat terbuka untuk mendiskusikan persoalan ini kepada siapa saja. Apalagi kepada Try yang juga dianggap bagian penting dari sejarah reformasi itu.
“Diskusi seperti itu harus dilakukan secara baik-baik tanpa ada niat dan pretensi untuk saling menyalahkan,” tandas dia.
Sebelumnya, Sebelumnya Try Sutrisno mengungkapkan kekesalannya kepada Amien saat amandemen UUD 1945 di era reformasi. Try mengaku pernah mengingatkan Amien bahwa usulan melakukan amandemen UUD 1945 adalah sebuah langkah yang salah.
Try hanya menemukan lima kesepakatan dari enam kesepakatan yang sebelumnya dijanjikan Amien Rais akan disertakan dalam amandemen UUD 1945 tersebut. Kekecewaan Try bertambah karena hasil amandemen tidak dilakukan oleh MPR. Apalagi saat itu Amien merupakan Ketua MPR.
“Tetapi setelah terjadi diketok dan empat kali diamandemen itu, kesepakatan semuanya tidak dijalankan oleh MPR sesuai catatan kita. Kalau kata orang Pak Ali Sadikin lebih keras bicara, pengkhianat bangsa ini Amien Rais,” tukas Try.(metrotvnews)