Terkait Perda Syariah, KPPI Surati Ketum PSI

Dewan Pendiri Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI), Nurul Candrasari Masjkuri menyurati Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie. Surat terbuka tersebut berisi kekecewaan KPPI terhadap sikap PSI yang menentang diberlakukannya Peraturan Daerah (Perda) Syariah di Indonesia.

“Akhirnya saya harus menulis ini , karena pernyataan Ibu Grace Natalie selaku Ketum PSI Benar-benar tidak berdasarkan data dan fakta sejarah alias NGAWUR,” kata Nurul dalam suratnya, Minggu (18/11/2018).

Menurutnya, kekhawatiran Grace Indonesia akan menjadi seperti Suriah bila menerapkan Perda syariah adalah sikap yang ahistoris. “Saya sungguh merasa risih membacanya dan mohon maaf saya tidak bermaksud apapun tapi sekedar menuliskan yang harus diluruskan bahwa Suriah hancur itu karena rezim diktator Syiah memerangi rakyatnya sendiri, bukan karena perda Agama,” tegasnya.

“Dan Tahukah bahwa di Arab Saudi, Turki, Qatar, Uni Emirat Arab (Dubai), Brunei, Malaysia mereka semua menggunakan Perda Syariah apakah Negara tersebut seperti Suriah?” tambah Nurul.

Sebagai pendukung Jokowi, Grace lantas dinilai telah menyamakan Presiden Republik Indonesia itu dengan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad. “Menurut saya ini lebih fatal karena Pak Jokowi tidak mungkin menembaki Rakyat di negeri ini sampai bisa pecah seperti di Suriah,” ujarnya.

“Jadi bu Grace harus memahami ini tentang kisah terjadinya kehancuran di Suriah,
Itu yang saya maksud,” imbuh Nurul dalam suratnya itu.

Berikut isi lengkap surat terbuka dari KPPI untuk Ketum PSI, Grace Natalie:

Surat terbuka
Kepada yth :
IBU GRACE NATALIE
KETUA UMUM PSI

Akhirnya saya harus menulis ini , karena pernyataan Ibu Grace Natalie selaku Ketum PSI Benar-benar tidak berdasarkan data dan fakta sejarah alias NGAWUR, saya sungguh merasa risih membacanya dan mohon maaf saya tidak bermaksud apapun tapi sekedar menuliskan yang harus diluruskan bahwa Suriah hancur itu karena rezim diktator Syiah memerangi rakyatnya sendiri, bukan karena perda Agama, Rakyat Suriah protes namun dibalas dengan tembakan dan bom oleh rezim Laknat Bashar Assad presiden Suriah yg Syiah !!

Dan Tahukah bahwa di Arab Saudi, Turki, Qatar, Uni Emirat Arab (Dubai), Brunei, Malaysia mereka semua menggunakan Perda Syariah apakah Negara tersebut seperti Suriah?

Sungguh Bu grace saya sangat risih atas kekhawatiran ibu negeri ini bisa seperti kisah kehancuran di Suriah, ini benar2 A-HISTORIS

Harusnya ibu melihat bagaimana konsep syariah digunakan di bank2 dunia ..

Silahkan lihat bank syariah berdiri di Inggris, di Swiss, di Eropa, di Amerika dll serta bank syariah diakui oleh PBB.

Bu Grace Natalie saya sungguh menyesal atas pernyataan anda yang mempertontonkan pengetahuan anda minim, bila ketumnya seperti ini bagaimana kader2 PSI ?
semoga saja kader2 PSI tidak seperti ini

Satu hal penting yang harusnya menjadi pertanyaan mengapa bu Grace sebagai pendukung Jokowi .. malah menulis kekhawatiran negeri ini bisa terjadi seperti di Suriah ?

Apakah bu Grace secara tidak sadar menyamakan ASSAD dengan JOKOWI

Menurut saya ini lebih fatal karena Pak Jokowi tidak mungkin menembaki Rakyat di negeri ini sampai bisa pecah seperti di Suriah

Jadi bu Grace harus memahami ini tentang kisah terjadinya kehancuran di Suriah
Itu yang saya maksud
Karena jelas-jelas Bapak JOKOWI TIDAK SAMA DENGAN ASSAD !! Ini tanpa sadar ibu Grace hendak menyamakan Pak Jokowi dengan ASSAD Suriah !

Karena kisah kehancuran Suriah itu akibat dari Rakyat yang tidak setuju dengan ASSAD..
Silahkan baca tulisan singkat tentang kehancuran Suriah Dan ini saya sampaikan sekilas seputar situasi di Suriah sebelum konflik :

Konflik terjadi bermula dari sebelum dimulainya protes keras terhadap rezim Assad antara lain yakni :

■ Banyak warga Suriah mengeluh tentang tingginya angka pengangguran,

■ Korupsi di kalangan pegawai negeri

■ Dan tak adanya kebebasan berpolitik.

Pada bulan Maret 2011, para remaja yang menulis slogan anti pemerintah di gedung-gedung sekolah di kota Deraan, terpinsirasi pemberontakan di Mesir dan negara Arab lain, ditahan dan disiksa pasukan keamanan.

Insiden itu memicu protes di seluruh Suriah yang segera diredam pasukan pemerintah termasuk dengan melepaskan tembakan ke arah warga sipil. Ketegangan meningkat dan banyak yang turun ke jalan menuntut Assad mundur.

Perang Saudara pecah pada 2011 dan masih belum ada tanda akan berakhir.

Selanjutnya sekilas bagaimana perang akhirnya bermula dan berlanjut di Suriah

Dengan diredamnya aksi protes menyebabkan pendukung oposisi mengusung senjata pada Juli 2011.

Walaupun presiden Assad berjanji untuk meredam apa yang ia sebut :
“Terorisme yang didanai orang asing,” kerusuhan meningkat cepat di Suriah. Pasukan pemberontak juga meningkat dan menjadi ratusan kelompok yang berperang melawan pasukan pemerintah dan menguasai sejumlah desa dan kota-kota.

Pada 2012, pertempuran mencapai Damaskus dan kota kedua terpenting Suriah, Aleppo.

Saat itu, konflik telah menjadi pertempuran antara pasukan pemerintah dan oposisi.

Perang juga meluas menjadi sektarian antara mayoritas Sunni melawan Syiah, minoritas yang menguasai negara.

Itulah yang menyebabkan negara-negara lain ikut terlibat.

Sebenarnya siapa menghadapi siapa ?

Pemberontakan bersenjata berubah drastis saat konflik berlanjut. Kelompok oposisi moderat kalah dari kelompok radikal dan juga Front Nusra.

Sampai saat ini, kelompok tsb diredam di sejumlah tempat walaupun masih melakukan serangan sporadis.

Kelompok lain yang terlibat adalah pejuang Kurdi yang dibantu Amerika Serikat di Suriah utara dengan senjata dan serangan udara.

Pada 2015, Rusia mulai mengebom untuk membantu Assad mengalahkan pemberontak. Dengan bantuan gerakan Hizbullah Lebanon dan Iran yang mayoritas Syiah dari darat, dan ini berakibat menyulitkan perang berakhir.

Kemenangan terbesar yang dibantu Rusia adalah mengambil alih Aleppo pada Desember 2016, kota yang menjadi salah satu markas utama oposisi.

Bagaimana pihak asing terlibat di Suriah ?

Saat Barack Obama memerintah, Amerika Serikat menyalahkan Assad atas sebagian besar akibat konflik dan menuntut agar ia menyerahkan kekuasaan sebagai salah satu syarat damai.

Namun setelah adanya dugaan serangan kimia di kota Khan Sheikhoun pada April 2017, President Trump menerapkan pendekatan lebih keras terhadap Assad dan bahkan memerintahkan penyerangan untuk membantu pihak oposisi menghadapi pemerintah.

Tetapi, yang paling berpengaruh adalah Rusia, yang mendukung Assad. Rusia memiliki pangkalan laut dan udara di Suriah.

Iran dengan mayoritas Syiah juga mendukung Assad. Suriah adalah rute utama yang dipakai Iran untuk mengirimkan senjata ke sekutu mereka, milisi Hizbullah di Lebanon.

Dan Tehran diperkirakan mengirimkan miliaran dolar untuk mendukung pasukan Assad.

Di pihak lain, Arab Saudi, saingan utama Iran di Timur TEngah, mengirimkan bantuan militer ke pemberontak, termasuk ke kelompok-kelompok radikal.

Turki mendukung sebagian pemberontak Suriah, namun tak termasuk Kurdi. Posisi-posisi Kurdi menjadi sasaran Turki karena negara itu menganggap warga Kurdi Suriah merupakan sekutu PKK, paramiliter di Turki yang terlibat dalam konflik senjata dengan Ankara selama puluhan tahun.

Mengapa perang berlangsung begitu lama ?

Ini adalah faktor penting yaitu telah terjadi keterlibatan pihak asing.

Dukungan militer, finansial dan politik baik kepada rezim ataupun oposisi menyebabkan eskalasi perang di Suriah.

Para pakar juga mengatakan keterlibatan pihak asing menyebabkan unsur sektarian dalam perang Suriah.

Demikian sharing saya
Semoga bermanfaat

Jakarta 18 November 2018
Salam NKRI HARGA MATI

Nurul Candrasari Masjkuri
DEWAN PENDIRI KAUKUS PEREMPUAN POLITIK INDONESIA

 

Komentar

News Feed