Warga Jatiluhur Purwakarta Manfaatkan Eceng Gondok Sebagai Media Budidaya Jamur Merang

Min.co.id-Purwakarta-Bagi sebagian orang Eceng Gondok sering dikategorikan sebagai gulma, karena sering kali merusak lingkungan air. Apalagi Tanaman ini sering tumbuh di danau atau sungai – sungai.

Tetapi berbeda dengan Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Tirta Wisata Jatiluhur Purwakarta. Mereka memanfaatkan eceng gondok untuk dijadikan media dalam budidaya jamur merang. Keberhasilan Kompepar Tirta Wisata Jatiluhur dalam mengembangkan budidaya Jamur Merang dengan media tanam dari limbah tanaman Eceng Gondok, patut diapresiasi.

Pasalnya, selain secara ekonomi menambah jenis usaha baru masyarakat pada budidaya jamur merang, ternyata kelompok ini berhasil menginisiasi pemanfaatan tumbuhan Eceng Gondok yang selama ini banyak menutupi perairan waduk Jatiluhur, yang dianggap mengganggu aktivitas di perairan Jatiluhur termasuk merusak kualitas air baku dari waduk terbesar di Indonesia ini. Namun, pemanfaatan limbah eceng gondok sebagai media tanam jamur merang oleh kompepar Tirta Wisata Jatiluhur masih sangat sederhana.

Kompepar ini baru membuat 3 kumbung kecil yang memanfaatkan bangunan rumah kosong. Dari 3 kumbung tersebut mereka berhasil panen perdana sekitar 5 Kg Jamur Merang jenis Semi Putih.

Sementara media tanam sejak menebar benih jamur di kompos eceng gondok, terhitung 10 hari telah dapat dipanen.
Ketua Kompepar Tirta Wisata Jatiluhur, Topik ditemui saat panen Jamur Merang di kampung Serpis, Desa Jatimekar, Jatiluhur, mengaku senang pihaknya telah berhasil mengembangkan budidaya jamur merang dengan memanfaatkan limbah eceng gondok.

“Kurang lebih 2 bulan lah kita lakukan eksperimen ini (budidaya jamur merang). Awalnya kita gagal, jamur merang ga jadi, malah jamur jarum yang tumbuh. Tapi kini, alhamdulillaah tinggal pengembangannya”, jelas Topik semringah.

Lebih jauh, topik menjelaskan perbedaan dari eceng gondok dengan Jerami yang menjadi media tanam jamur, ternyata eceng gondok memiliki kelebihan yang tidak dimiliki jerami pada umumnya.

Salah Satunya eceng gondok yang telah melewati masa pengomposan, memiliki daya tahan lebih lama untuk digunakan sebagai media tanam jamur. Ini karena menurut Topik, eceng gondok memiliki tekstur tangkai yang besar dan serat yang kuat dibanding jerami.

“Jadi bisa tahan lama digunakan sebagai media tanam. Bisa sampe 4 atau 5 kali panen. Eceng seratnya kuat dan kondisinya selalu lembab. Beda dengan jerami yang cepat busuk”, tambahnya.

Mengenai peluang usaha jamur merang dari media eceng gondok, topik optimistis akan dapat bersaing dengan jamur merang dari media tanam jerami. Menurutnya, bahan baku jerami akhir-akhir ini mulai susah didapat, sementara eceng gondok di perairan Jatiluhur masih tersedia cukup banyak.

“Intinya sih kita ingin mengembalikan kualitas air baku waduk Jatiluhur dari tumpukan eceng gondok. Nah ide awalnya disitu. Sekarang kan eceng gondok jadi berharga memiliki nilai ekonomis,” katanya.

Selain itu guna membangun kesadaran masyarakat sekitar waduk,pihaknya pun membeli Kita eceng gondok kering dari masyarakat seharga lima ribu rupiah per karungnya.

“Untuk eceng gondok, kita beli dari masyarakat, untuk panen jamur kita bisa jual hingga 50ribu rupiah perkilonya. Ini peluang usaha baru selain menjadi petani kolam jaring apung”, Pungkasnya.

Bahkan untuk lebih memperkenalkan pembudidayaan jamur merang melalui media eceng gondok, pihaknya pun bekerja sama dengan Diskominfo Purwakarta. Hal itu tidak lain agar jamur merang dari eceng gondok bisa lebih dikenal oleh masyarakat.

Sedangkan menurut Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Purwakarta, Ida Hamidah mengatakan bahwa pihaknya mendukung pembudidayaan tersebut dan perlu mendapatkan respon. “kita dukung apalagi kan ini inisiasi dari warga Purwakarta,” katanya.

Dalam berbagai kesempatan, dirinya pun sempat mensosialisasikan kepada Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) untuk turut mempromosikan. Bahkan para anggota KIM pun mendapatkan pelatihan dalam pembudidayaan. “Kita bantu perkuat promosinya, diantaranya dengan mengjak komunitas KIM,” kata Ida. (Adv/rega)

Komentar

News Feed